Selasa, 04 Mei 2010

PENGEMBANGAN WAHANA / FORUM PSM BERPERAN DALAM MASYARAKAT

POSYANDU

Posyandu merupakan salah satu UKBM yang sudah sangat luas dikenal di masyarakat dan telah masuk dalam bagian keseharian kehidupan sosial di pedesaan maupunperkotaan.
1.Pengertian

a) Suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.
b) Pusat kegiatan masyarakat dalam upaya kesehatan dan keluarga berencana (Nasrul Effendi : 1998).
c) Kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar (Nasrul Effendi : 1998).
d) Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKBBS (Nasrul Effendi : 1998).
2. Tujuan posyandu
a) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.
b) Peningkatan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant Mortality Rate/Angka Kematian Bayi).
c) Mempercepat penerimaan NKKBS.
d) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan- kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.
e) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografi.
f) Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

3. Sasaran posyandu a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun.b. Anak balita usia 1 – 5 tahun.c. Ibu hamil.d. Ibu menyusui.e. Ibu nifas.f. Wanita usia subur.

4. Kegiatan posyandu
a. Lima kegiatan posyandu (panca krida posyandu)
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)2) Keluarga Berencana (KB)3) Imunisasi4) Peningkatan Gizi5) Penanggulangan Diare.
b. Tujuh kegiatan posyandu (sapta krida posyandu)
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)2) Keluarga Berencana (KB)3) Imunisasi4) Peningkatan Gizi5) Penanggulangan Diare6) Sanitasi Dasar7) Penyediaan Obat Essensial8) Pembentukan Posyandu
5. Pembentukan Posyandu

a. Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti pos penimbangan balita, pos immunisasi, pos keluarga berencana, pos kesehatan, pos lainnya yang bentuk baru.

b. Persyaratan posyandu

1. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita.
2. Terdiri dari 120 kepala keluarga.
3. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa).
4. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam 1 tempat atau kelompok tidak terlalu jauh.

c. Alasan pendirian posyandu
a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan pertolongan pertama pada kecelakaan sekaligus dengan pelayanan KB.
b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.



6. Penyelenggara posyandu

a. Pelaksana kegiatan adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat di bawah bimbingan puskesmas.
b. Pengelola posyandu adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.
7. Lokasi/letak posyandu
a. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat.
b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.
c. Dapat merupakan lokal tersendiri.
d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.
8. Pelayanan Posyandu
a. Pelayanan kesehatan yang dijalankan
a) Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
b) Penimbangan bulanan
c) PMT yang berta badannya kurang
d) Immunisasi bayi 3-14 bulan
e) Pemberian oralit yang menanggulangi diare
f) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
a) Pemeriksaan kesehatan umum
b) Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah
d) Immnunisasi TT untuk ibu hamil
e) Peyuluhan kesehatan dan KB
f) Pemberian alat kontrasepsi KB
g) Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare
h) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
i) Pertolongan petama pada kecelakaan
9. Sistem informasi di posyandu (sistem lima meja)
a. Meja I Layanan meja I merupakan layanan pendaftaran, kader melakukan pendaftaran pada ibu dan balita yang datang ke Posyandu. Alur pelayanan posyandu menjadi terarah dan jelas dengan adanya petunjuk di meja pelayanan. Petunjuk ini memudahkan ibu dan balita saat datang, sehingga antrian tidak terlalu panjang atau menumpuk di satu meja.
b. Meja IILayanan meja II merupakan layanan penimbangan.
c. Meja IIIKader melakukan pencatatan pada buku KIA setelah ibu dan balita mendaftar dan di timbang. Pencatatan dengan mengisikan berat badan balita ke dalam skala yang di sesuaikan dengan umur balita. Di atas meja terdapat tulisan yang menunjukan pelayanan yang di berikan.
d. Meja IVDiketahuinya berat badan anak yang naik atau yang tidak naik, ibu hamil dengan resiko tinggi, pasangan usia subur yang belum mengikuti KB, penyuluhan kesehatan, pelayanan PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, kondom.
e. Meja VPemberian makanan tambahan pada bayi dan balita yang datang ke posyandu dilayani di meja V. Kader menyiapkan nasi, lauk, sayur dan buah-buahan yang akan dibagikan sebelum pelaksanaan Posyandu. Pemberian makanan tambahan bertujuan mengingatkan ibu untuk selalu memberikan makanan bergizi kepada bayi dan balitanya.
Indikator pelayanan di Posyandu atau di Pos Penimbangan Balita menggunakan indiktor-indikator SKDN dimana :
a) S adalah jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah kerja posyandu
b) K adalah jumlah Balita yang ada di wilayah kerja posyandu yang mempunyai KMS ( Kartu Menujuh Sehat)
c) D adalah Jumlah Balita yang datang di posyandu dan menimbang berat badannya
d) N adalah jumlah balita yang ditimbang bebrat badannya mengalami peningkatan bebrat badan dibanding bulannya sebelumnya.
10. Prinsip dasar posyandu
a. Posyandu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan antara pelayanan profesional dan non prosfesional.
b. Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, Gizi, Imunisasi, penanggulangan diare) maupun lintas sektoral (Departemen Kesehatan RI, Departemen dalam negeri, BKKBN).
c. Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok timbang/pos timbang, pos imunisasi, pos kesehatan, dll).
d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (Bayi 0-1 tahun, anak balita 1-5 tahun, ibu hamil, PUS).
e. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan PKMD/PHC.
11. Kategori posyandu
a) Posyandu Pratama (warna merah) dengan kriteria posyandu yang belum mantap, kegiatannya belum rutin tiap bulan, kader aktifnya terbatas.
b) Posyandu Madya (warna kuning) dengan kriteria kegiatannya >8x/tahun, kader >5 orang, cakupan program utama (KB, KIA, Gizi, Imunisasi) rendah yaitu 50%, kelestarian posyandu baik.
c) Posyandu Purnama (warna hijau).
d) Posyandu Mandiri (warna biru).
12. Indikator posyandu
a. Frekwensi penimbangan pertahun Seharusnya kegiatan ini dilakukan tiap bulan (12x/tahun). Tapi kenyataannya tidak semua posyandu berfungsi setiap bulan, maka diambil batasan 8x/tahun. Rawan apabila frekuensi penimbangan <8x/tahun, sedangkan cukup mapan apabila frekuensi penimbangan 8x/tahun.
b. Rata-rata jumlah kader tugas pada hari “H” posyandu.Baik, bila jumlah kader ≥5 orang sedangkan kurang, bila jumlah kader <5 orang.
c. Cakupan D/S.Baik jika D/S mencapai ≥ 50% sedangkan kurang jika D/S mencapai < 50 % (belum mantap).
POLINDES
Pondok bersalin desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat ( UKBM ) yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelanyanan kesehatan ibu dan anak lainnya , termasuk KB di desa.
Latar belakang sebagai bentuk peran serta masyarakat polindes seperti halnya posyandu, di kelolah oleh pamong setampat.Dalam hal ini kepala desa melalui lembaga pemberdayaan masyarakat (UPM).Namun berbeda dengan posyandu yang pelayanannya doi lakukan oleh kader dan di dukung oleh petugas puskesmas .Dalam pelayanannya polindes sangat trgantung dengan Bidan.Hal ini karena pelayanan polindes di desa merupoakan pelayanan propesi Bidan .
Factor – factor yang menjadi factor pendukung polindes di kabupaten:
v Dukungan pemerintah daerah stempat
v Kerja sama lintas sektr dan lintas program (KIA dan PROMKES)
v Koordinasi yang baik antara puskesmas dengan Camat dan kepala desa.
v Kebutuhan masyarakat terhadap keterampilan dan pelayanan Bidan serta keramahan Bidan desa.
Factor penghambat tumbuh kembang polindes :
v Kesulitan mendapatkan posisi yang strategis
v Kesulitan menggali peran serta masyarakat
v Bidan yang tidak tinggal di desa
v Kepercayaan dan budaya masyarakat , melahirkan dengan dukun dan melahirkan di rumahnya sendiri.
Sartifikasi polindes dalam menganalisa pertumbuhan poindes harus mengcu pada indicator tingkat perkembangan polindes yang mencakup beberapa hal diantaranya yaitu :
1. fisik tempat yang di sediakan oleh masyarakat untuk polindes perlu memenuhi syarat antara lain:
a. Bangunan polindes tampak bersih,, salah satunya dengantidak ada sampah berserakan di masyarakat
b. Lingkungan yang sehat bila polindes jauh dari kandang
c. Mempunyai lingkungan yang dan ruang yang cukup untuk pemeriksaan kehamilan dan pelayanan KIA dan persalinan
d. Mempunyai alat- alat yang memadai untuk pelayanan kesehatan
e. Mempunyai sarana air bersih dan jamban yang memenuhi sarana kesehatan.
2. keberadaan Bidan desa dan jarak tempat tinggal bidan yang menetap di desa dengan polindes.
3. pengelolaan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakar
4. cakupan persainan tinggi rendahnya cakupan persalinan di pengaruhi oleh beberapa factor di antaranya ketersediaan sumber daya kesehatan termasuk di dalamnya keberadaan polindes desa beserta tenaga propesionalnya yaitu Bidan desa .
5. sarana air bersih ,tersedianya sarana air bersih merupakan salah satu persyaratan untuk hidup sehat .
6. kemitraan Bidan dan dukun bayi , kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan poindes adalah dukun bayi , karena itu polindes di manfaatkan sebagai sarana meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam menolong persalinan .
7. dana sehat / JPKM ,dana sehat sebagai wahana memendirikan masyarakat untuk hidup sehat.(Ambarwaty 2010)


KB – KIA

KB-KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yang anggotanya meliputi ibu hamil dan menyusui .
Tujuan KB-KIA yaitu :
1. Tujuan umum
Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk menjaga kesehatan diri dan anaknya,tahu pentingnya pemeriksaan ke puskesmas dan posyandu atau tenaga kesehatan lain pada masa hamil dan menyusui serta adanya keinginan untuk ikut menggunakan kontrasepsi yang efektif dan tepat.
2. Tujuan khusus
Memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan kesehatan ibu untuk pepentingan janin ,jalannya proses persalinan ,persiapan menyusui dan KB.
Kebijakan KB –KIA Yaitu:
a. Kegiatan di sesuaikan dengan kesehatan ibu dan masalah yang ada
b. Kegiatannya di lakukan setiap minggu
c. Metode yang di gunakan adalah demonstrasi,dengan materi dan pembicara berganti – ganti.
d. Tenaga pengajar orang yang ahli di bidangnya
e. Tempat pertemuan adalah di puskesnmas , kelurahan atau tempat –tempat yang di kenal oleh masyarakat
f. Lamanya pelatihan tiap hari tidak lebih dari satu jam

Materi kegiatan KB – KIA Yaitu:

a. Pemeliharaan diri waktu hamil
b. Makanan ibu dan bayi
c. Imunisasi
d. KB
e. Perawatan payudara dan hiegen perorangan
f. Rencana persalinan
g. Tanda – tanda persalinan
(Ambarwaty ,2010)

DASA WISMA

Dasa wisma adalah orang yang lebih tahu dan mengenal lingkungannya ,baik dari kondisi usia bayi sampai lansia ,masyarakat miskin dan masalah kesehatan.
Dasa wisma adalah kelompok ibu yang berasal dari 10 rumah yang bertetangga , kegiatannya di arah kan pada kegiatan peningkatan kesehatan keluarga ,bentuk kegiatannya seperti arisan , pembuatan jamban , sumur , dan pengembangan dana sehat (pengobatan ringan ,membangun sarana sampah dan kotoran)
Dalam struktur kepengurusan PKK ,dasa wisma merupakan ujung tombak PKK di mana setiap program PKK dapat di katakana sukses bila implementasinya akan nampak di dasa wisma .karena itu dengan adanya dasa wisma yang aktif tidak di sangsikan lagi semua program pemerintah pasti dapat berjalan sesuai dengan target ,tepat waktu dan tepat sasaran dan dapat di evaluasi.
Untuk memenuhi target tersebut , merupakan suatu keharusan untuk mengaktifkan seluruh dasa wisma dengan memberi program – program yang jelas , berstruktur , berseragam , mulai dari tingkat Kabupaten , Kecamatan , desa hingga ke dasa wisma itu sendiri .


TABULIN

Tabungan merupakan institusi masyarakat dengan anggota para ibu hamil atau PUS yang belum hamil,dengan bentuk kegiatan berupa pengumpulan dana dilingkungan anggotanya, masyarakat atau subsidi dari pemerintah.(Syafrudin dan Hamidah,2009)
Tabulin adalah tabungan social yang dilakukan ole calon pengantin,ibu hamil dan ibu yang akan bersalin maupun oleh masyarakat untuk biaya pemeriksaan kehamilan dan persalinan serta pemeliharaan kesehatan selama nifas.Penyetoran tabulin dilakukan sekali untuk satu masa kehamilan dan persalinan kedalam rekening tabulin.
Tujuan tabulin yaitu :
a) Meningkatkan pemahaman,pengetahuan,pengelola dan msyarakat tentang tabulin.
b) Meningkatkan kemampuan para pengelola dan masyarakat dalam mengenali masalah potensial yang ada dan menemulan alternative pemecahan masalah yang berkaitan dengan ibu hamil dan nifas.
c) Meningkatkan kesadaran,kepedulian pengelola dan masyarakat dalam mengenali masalah pergerakan ibu hamil untuk ANC,persalinan dan tenaga kesehatan,PNC serta penghimpunan dana masyarakat untuk ibu hamil,bersalin dan ambulace desa.(syafrudin dan hamidah,2009)

DONOR DARAH BERJALAN

Donor darah berjalan merupakan pendonoran darah secara bertahap,beberapa kali atau berangsur –angsur selama 3 bulan sekali agar mendonorkan darahnya ke PMI.tujuan utama diadakan donor darah berjalan adalah untuk membantu PMI dalam ketersediaan darah di PMI yang berkurang sejak terjangkitnya demam berdarah. (syafrudin dan hamidah, 2009)

AMBULANS DESA

Ambulance desa merupakan system yang dikembangkan oleh pemerintah,swasta dan masyarakat untuk mengangkut atau membawa ibu bersalin yang perlu dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas (syafrudin dan Hamidah, 2009)

DESA SIAGA

Desa siaga adalah desa yang penduduknya mempunyai kesiapan sumber day dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan ,bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri.( syafrudin dan hamidah , 2009)
Si(siap) yaitu pendataan dan mengamati selruh ibu hamil ,siap mendampingi ibu , siap menjadi donor darah , siap memberi bantuan kendaraan untuk rujukan , siap membantu pendanaan Bidan dan wilayah kelurahan selalu siap memberi pelayanan.
A(antar )yaitu warga desa , bidan wilayah dan komponen lainnya dengan cepat dan sigap mendampingi dan mengatur ibu yang akan melahirkan jika memerlukan tindakan gawat darurat.
Ga(jaga ) yaitu menjaga ibu pada saat dan setelah ibu melahirkan serta menjaga kesehatan bayi yang baru di lahirkan.

Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat yang sehat , peduli , dan tanggap terhadap kesehatan di masyarakat.

Tujuan khususnya yaitu :

a) Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan .
b) Peningkatan kewaspadaan dan kesiap siagaan masyarakat desa terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
c) Peningkatan kesehatan lingkungan desa .

Sasaran pengembangan desa siaga yaitu :

a) Semua individu dan keluarga
b) Tokoh masyarakat , tokoh agama , kader serta anggota kesehatan
c) Pihak – pihak yang di harap dapat memberikan dukungan kebijakan ,seperti Kepala Desa , Camat dan LSM.(Syafrudin dan Hamidah 2009)

Beberapa tahapan dari desa siaga:

a) Tahap bina , pada tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif , tetepi telah ada forum atau lembaga masyarakat desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja .(misalnya kelompok rembuk desa ,kelompok pengajian atau persekutusn desa .)
b) Tahap tambah , dalam tahap ini forum masyarakat desa telah aktif dan anggota forum mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat selain posyandu .
c) Tahap kembang , dalam tahap ini , forum kesehatan masyarakat desa telah berperan secara aktif dan mampu mengembangkan usaha UKBM sesuai kebutuhan dengan biaya berbasis masyarakat.
d) Tahap paripurna , pada tahap ini semua indicator dalam criteria desa siaga sudah terpenuhi .(Syafrudin dan Hamidah , 2009)

Pengembangan desa siaga
Pelaksanaan desa siaga di laksanakan dengan menempuh tahap sebagai berikut yaitu :
1. mengidentifikasi masalah , penyebab masalah , dan sumber daya yang dapat di manfaatkan untuk mengatasi masalah
2. mendiagnosis masalah dan merumuskan alternative pemecahan masalah
3. menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak melaksanakan nya ,
4. memantau , mengevaluasi , membina kelestarian upaya yang telah di lakukan .(Syafrudin dan Hamidah , 2009)

Pelaksanaan kegiatan
Secara operasional , pembentukan desa siaga di lakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
1. pemeliharaan pengurus dan kader desa siaga
2. orientasi / pelatihan kader desa siaga
3. pengembangan pos kesdes dan UKBM
4. penyelenggaran kegiatan desa siaga
5. pembinaan dan peningkatan
(Syafrudin dan Hamidah , 2009 )